Rabu, 08 April 2009

BAUNG SI RAJA JALANAN. edisi 2

edisi 2
::penyusuran jalan::
Aku dan Reza, teman di komplek perumahanku sedang berada di warung UUD. biasa lah, kita memang sering berdiskusi sambil membakar rokok yang tak kunjung hentinya. kalau kata orang jawa bilang, "kamu ngeroko kaya sempur".

selagi kita asik berdiskusi, sampai memutar otak, karena yang kita diskusikan itu mencakup negara segala, Baung tiba- tiba datang. aku sih sudah melihat nya dari jauh karena badanya yang besar dan suara motor nya yang khas memang tidak bisa di sembunyikan.
"anter gua cari bensin yuk, gua mau jalan nih besok pagi". pembicaraan aku dan Reza pun terhenti.
"ayoooo" jawab ku, karena sudah muak dengan diskusi.
"gua juga ikut ya, kta bertiga bisa kan?" reza pun tidak mau ketinggalan ingin ikut mengisi bensin di pom bensin yang jarak nya 4 km /jam.

aku menunggangi motor itu di tengah di apit oleh badan Baung yang mengendarai motor dan Reza di belakang ku. di tengah perjalanan seperti biasa Baung dengan khas nya mengambil bunga atau tanaman yang tumbuh di pinggir jalan lalu melemparkan ke atas. dia tak perduli banyak sekali preman kampung yang melihat, mungkin karena preman kampung itu terbiasa melihat nya jadi ya cuek aja, mereka cuman menggelengkan kepala saja. dua puluh menit sudah kita sampai ke pom. jam tangan menunjukan pukul 11:00. Baung berada di antrian ke tiga, di antara dua motor bebek. setelah gilirannya, dia malah bertanya pada si penjaga.
"wah di sini belu pas ya?"
, penjaga itu bingung. "sorry mas ga jadi ah, soalnya mesin pom nya yang lama sih..." Baung langsung menyelah motornya.
"ko ga jadi?" reza bertanya dengan penuh keheranan.
"yang sebelah sana aja, yang tadi mesinnya udah kuno, di korup mulu bensin gua.". yah kalo aku sih ga heran dengan kelakuannya, aku cuman bisa mengikuti kemauannya saja. tidak seperti Reza yang baru pertama kali ikut berjalan. kita melanjutkan perjalanan ke arah selatan. perjalanan hening karena sudah larut malam. tiba- tiba ada sosok perempuan jadi- jadian sedang nongkrong di tempat gelap tepi jalan yang kita lewati.
"ih Bencong!!!"
teriak baung.
"elu BABI"
balas si bencong.
Aku dan Reza kaget karena kita saat itu tidak melihat apa- apa. kita pun tertawa terbahak, karena Baung itu memang takut sama bencong sambil menancapkan gas nya. Aku kira dia meledek, tapi ternyata dia spontan ketakutan melihat sosok waria tersebut. sampailah kita di pom bensin yang letaknya kira- kira 5 km/ jam dari pom sebelumnya. bahkan yang lebih parah, kita bertiga belum pernah menginjakan kaki di kampung tersebut. Baung pun mengisi motor nya dengan bensin Rp 10.000.
"lumayan 2 liter"
dia bilang.
setelah mengisi, kita melanjutkan perjalanan, tapi tidak balik arah, karena takut sama waria tadi. "kita lanjutin aja ya, bisa tembus katanya..." Baung berseru dengan serius.
kalau Aku dan Reza sih percaya aja, karena dia memang tukang jalan sepengetahuanku. satu jam sudah kita di perjalanan. masuk kampung, keluar kampung, kadang balik lagi, tapi kalau kita balik lagi salah jalan, Baung selalu mengenkan Helm.
"biar ga ketauan orang yang nongkrong!!!"
seru nya.
padahal apa bedanya dengan dia memakai Helm?!. satu jam setengah kita sudah di perjalanan dan belum menemukan titik terang perjalanan. karena cape, kita berhenti di sebuah post keamanan di kampung yang sepi tanpa penghuni. gimana ada penghuni, ternyata di depan jalan tempat kita nongkrong ada jalan bertuliskan TPU BOJONG NANGKA. Baung langsung teriak setelah 20 menit nongkrong dan tidak menyadariya. kita pun diskusi, mau kemana kita selanjutnya. Sebuah Sepeda motor, melaju dan melewati jalan tersebut. dengan sigap Baung menyalakan Motornya dan menyuruh Aku dan Reza menaiki motornya.
"berarti ada jalan, ayo buruan naik...",
katanya dengan yakin.
dan kita segera naik motornya lalu mengikuti Motor tadi. tapi karena bobot kita yang berlebihan, maka tertinggal lah kita dan di persimpangan jalan kita bingung hendak kemana. "jalan yang lurus itu jalan yang benar. jadi kita lurus- lurus saja lah..." Baung kembali berseru sebelum kita memberikan jawaban hendak kenana.
dan lagi- lagi kita pasrah mengikuti jejaknya. padahal sumpah kalo ada tukang ojek yang mangkal pada saat itu, aku memilih turun saja lalu naik ojek pulang. tetapi perjalanan ini mengasikan di penuhi canda gurau jadi tidak berasa. dan tiba- tiba entah apa yang terjadi, dan kita semua terkaget ketika ternyata kita tembus di belakang perumahan yang kita huni. tapi memang yang paling ujung. kita teriak gembira, tapi kecewa.
"yah ko disini sih tembusnya, ga seru nih! balik lagi yu..." seru Baung.
dengan cepat Aku berkata "TIDAK!!!".
kita kembali di warung UUD. waktu menunjukan pukul 02:45 dini hari. kita pun bubar.
sore yang cerah di komplek tepatnya di warung UUD kita bertemu kembali. Baung datang dengan lesu.
"kenapa lu?"
tanya ku.
"pagi gua mau jalan, pas baru nyampe depan abis bensin. ya udah gagal deh rencana hari ini" jawabnya dengan lesu.

selesai

Selasa, 07 April 2009

"BAUNG" si raja jalanan... edisi perkenalan


::baung:: edisi perkenalan

sebelumnya aku mau memperkenalkan tokoh yang bernama Baung ini.
Baung (23) adalah seorang pemuda yang mempunyai bobot badan 110 Kg. dan tinggi 171 cm, berkulit sawo terbakar. dia berasal dari keluarga yang sederhana. tinggal di perumahan yang sederhana membuat banyak hal yang asik sekali di ceritakan. dan ada beberapa tokoh lagi yang setia menjadi teman konyolnya.

edisi 1

::the BEARS gankster::
nampak beberapa sepeda motor yang sedang melaju di jalanan sepi. Vespa, bebek, dan Honda GL max, yang di kendarai oleh orang berbadan gendut alias Baung. Motor Baung berada paling depan di antara Motor vespa, yang di kendarai oleh Bali dan bebek yang di kendarai ogep...
tangan Baung terlepas dari stang motornya seolah seperti pesawat yang sedang melayang, seraya mengambil bunga- bunga yang tumbuh liar di pinggir jalanan dia melemparnya ke atas seperti sedang merayakan sesuatu, atau seperti pembalap yang dengan gagahnya memegang trophy di atas podium kemenangan, dengan ekspresi yang sama pula.
waktu sudah menunjukan pukul 01:10 am. jalanan sudah sepi dan dia berhenti di depan warung yang sudah tutup, yang memang tempat tongkrongannya. "warung UUD" sebuah nama pemberiannya yang bisa di singkat, UTANG- UTANG DIKITLAH...
gank Beruang. adalah nama yang di deklarasikannya juga dengan beberapa anggota. dan karena badan nya yang paling besar maka dia lah pemimpin sejati nya, dengan beranggotakan, Bali, yang letak rumahnya tidak jauh dari rumahnya hanya 20 meter di samping sebelah kiri. Ogep yang rumahnya samping kanan 15 meter saja, dan ijul depan rumahnya persis, yang malam ini dia sedang absen. dan kenapa dinamakan gank beruang, bukan lain karena nama jalan di komplek mereka adalah Beruang, yang konon 20 tahun lalu bapak- bapak di komplek tersebut terinspirasi oleh seorang balita yang mirip beruang di komplek itu, tidak lain yaitu Baung sendiri.

bersambung

Sabtu, 28 Maret 2009

dia datang, dan dia pergi...

dua tahun sudah aku lewat di depannya, mengagumi keindahan dan kesejukan dari hingar bingar keramaian jakarta yang sangat sumpek dan memuakan. hari ini, aku teringat sesuatu hal, akan keajaibannya. dan lagi- lagi aku di beri kesempatan olehnya untuk masih bisa menghirup Udara Ciptaannya. tapi beberapa meter dari tubuh yang utuh ini aku temukan tumpukan mayat yang sudah terbujur kaku, dan aku rasa ini adalah kuasanya untuk menyadarkan kita semua.
"situ gintung menangis", karena jebolnya tanggul yang setiap hari aku lewati dengan damai. bahkan beberapa jam sebelumnya aku sempat menikmati indahnya malam yang gelap tanpa sinar rembulan dan hiasan bintang. "tabahlah manusia yang terkena cobaan, Aku sedang mengujimu!" mungkin itu seru nya. tapi kenapa harus secepat itu, dan kau tidak beri kesempatan pada mereka yang belum merasakan dewasa?! apakah ini juga bentuk kasih sayang mu yang begitu amat dalam. disini Iman kita lah yang di uji, mari kita renungkan bersama, bicara bersama, bercermin bersama, dan bergerak bersama, demi membantu mereka yang telah terkena musibah.
situ gintung, bentuk mu yang seperti Garuda telah berekor dan menelan Saudara ku untuk kembali kepadanya.

mari hentikan kepedihan ini...

Kamis, 26 Maret 2009

seragam

sorry ya, gua cuma benci sama rutinitas yang memuakan...
kenapa kerja kantoran harus pake seragam?! atau kerja kantoran harus mengenakan kemeja, celana bahan, sepatu kulit lalu berdasi?!
ehm... engga banget deh...
kalau menurut gua, seragam atau pakaian kerja itu cuma topeng, untuk beradu gengsi dengan sesama manusia...
dan yang jelas itu semua adalah ajaran kapitalisme yang memang di kontaminasi oleh mereka yang haus akan jabatan, kehormatan dan gengsi- gengsian...
kalo gua si ga mau pake topeng ya, karena indonesia membutuhkan orang yang tulus, dan yang ga mengada- ada. ga obral janji, dan berjiwa kesatria. bukan orang yang di seragami, lalu pintar berdeklamasi. janji sana, janji sini... dasar najis...!
ini juga bukan keluhan, karena mengeluh itu adalah simbol orang yang putus asa.
tapi jangan juga kalian tersinggung, karena orang yang tersinggung dengan tulisan ini berarti orang yang belum siap dalam segala hal.
maaf kalau kata- kata saya tidak berkenan di hati anda. salam...